lebaran

Rasanya sedih meninggalkan kampung halamanku yang penuh dengan keceriaan.

Sedih karena harus kembali dengan aktivitas-aktivitas yang menyesakkan.

Sedih karena harus kembali sendirian, makan sendirian, tidak ada saudara-saudara yang saling meledek, membuat kelucuan, tidak ada saudara yang menjadi bahan ledekan, tidak ada saudara yang curhat, tidak ada acara makan bersama-sama, tidur bersempit-sempitan, tidak ada yang membuat suasana menjadi ramai menyenangkan.

Semuanya begitu cepat berlalu. Berganti dengan aktivitas perkuliahan yang membosankan, berganti dengan aktivitas turun lapangan, translate dan segala yang berbau akademik.

Semuanya serba membosankan.

Ingin rasanya kembali ke satu minggu terakhir. Mengulang hari-hari lebaran yang memang sangat dirindukan semua orang.

Mengapa lebaran hanya sebentar???

 

Sedih…

 

Agustiiin

“untuk jiwaku yang menggemakan lonceng kekosongan

Namun tetap berjuang untuk bangkit kembali”

mahasiswa :)

“Banyak belajar banyak lupa

Sedikit belajar sedikit lupa

Ngga belajar ngga ada yang lupa”

 

Adalah kata-kata yang dikemukakan oleh kakak gue satu-satunya waktu dia masih SMP, dan kebetulan gue yang masih SD menerima kata-kata itu, sampai sekarang menerapkannya dengan manis. Kenapa dengan manis? Ya karena gue menuruti perkataan kakak gue, gue praktekkan sampai gue kuliah sekarang, sampai gue deklarasikan di depan teman-teman kuliah gue, dan jawaban mereka? Gue dibilang sinting. Ngga apa-apa, setidaknya itu adalah ajaran kakak gue yang paling gue inget.

Mungkin bener kata orang, ngajarin keburukan lebih mudah, lebih terkonsep dan mudah diingat. Sedangkan kebaikan? Susah diterapkan, banyak godaannya, hah.. susahlah pokoknya berbuat baik. Malah kadang gue ngerasa, orang lain belum tentu menilai kebaikan yang kita lakukan itu adalah kebaikan. Pusing. Mau berbuat baik aja susah. Tapi kalo berbuat bener gimana ya? Hmm.. jadi bertanya-tanya, seharusnya kita berbuat baik apa berbuat bener ya?

Oke, skiplah itu.

Sekarang gue lagi banyak tugas. Gak seperti belajar, tugas itu keharusan, kalo belajar? Belajar itu kebutuhan, kalo kita ga butuh belajar ya yaudah ga usah belajar. Sama kayak teorinya kakak gue. Tapi tugas? Halah, tugas itu selalu bikin anak kuliah jadi ribet, pusing, ga ada waktu buat main, pikiran tersita, tenaga terforsir, uang terbuang, keluarga terabaikan, pacar? Untung ngga punya pacar, komputer jadi ikutan sibuk juga, perpustakaan jadi rame, pulsa jadi cepet abis, pohon-pohon jadi makin dikit, waktu tidur berkurang. Hanya untuk apa sekali lagi? Hanya untuk mendapatkan nilai A dan IPK diatas 3 koma sekian, yang semester depan juga udah lupa apa yang dikerjain. Hahahaha. Klise!

Hmmmm………..

Menjadi mahasiswa itu sulit.

Kenapa gue nulis sampah kayak gini sih??? Mungkin karena, mulai sekarang gue mau membuatnya lebih berarti. Membuat hidup sebagai mahasiswa lebih berarti, lebih berguna buat nyiapin masa depan nanti. Mungkin. Mungkin juga ngga.

 

 

.agustiiin.

“untuk jiwaku yang menggemakan lonceng kekosongan

Namun tetap berjuang untuk bangkit kembali”